Renungan singkat dari Sister Ira Paulina (Rabu, 08 - 02 - 2017) di Group FAITH Umum :
Amsal 10
19 Didlm byk bicara pasti ada pelanggaran, ttp siapa yg menahan bibirnya, berakal budi.
20 Lidah org benar spt perak pilihan, ttp pikiran org fasik sedikit nilainya.
Dizaman teknologi canggih spt skg ini, segalanya memang beda. Dulu kita curhat pilih2 teman or sodara yg pantas dipercaya, ttp skg byk orang curhat di akun medsos nya yg notabene bakal dilihat & diketahui orang sejagat raya. So, mari kita bijak dalam bercuit & berucap.
(Saya membacanya sambil lalu saja ...)
Kemarin Rabu (08 - 02 - 2017) dari pagi kira2 pukul 09.00 kami sedang keluar rumah dengan mobil karena ada urusan mengenai pengurusan SIM A milik istri saya yang sudah hampir habis. Tujuan pertama kami adalah Puskesmas Gununganyar untuk mengurus Surat Pernyataan Sehat untuk istri saya. Semua berjalan dengan baik tanpa ada kendala apapun bahkan kami berdua sempat makan bakso disana.
Selepas selesai kami langsung bergerak menuju ke tempat perpanjangan SIM yang berada di Terminal Bratang (mobil SIM keliling). Tetapi sebelum mau kesana kami mau mampir dulu ketempat Mama saya di wilayah perumahan Kutisari untuk bawakan bakso yang kami bungkuskan sebelum jam makan siangnya Mama.
Sejak bergerak dari Puskesmas Gununganyar saya tergerak untuk buka lagu2 rohani kesukaan saya yang ada di hp android saya. Mengalunlah lagu2 tersebut seiring dengan masuknya saya kedalam suasana hadirat TUHAN. Bermazmur & berbahasa roh menjadi warna yang memperindah suasan yang saya rasakan saat itu. Tiba2 ada suara yang berbicara pada saya dimana yang pasti bukanlah istri saya yang bicara pada saya karena dia sedang mengemudi sambil menyanyikan lagu2 rohani juga.
"Kuasailah lidah & bibirmu karena adanya berkat & kutuk berasal dari perkataanmu !! Sebab AKU telah mengurapi mulutmu."
itulah suara yang saya dengar pada saat itu. Sontak saya mengatakan :
"Siap BOS !!".
Kami sampai di wilayah Rungkut Industri & semua masih berjalan normal baik2 saja. Musik dimana Pujian & Penyembahan tetap mengalun. Hadirat TUHAN terasa nyata lebih kuat lagi.
Tidak terasa kami sampai di gapura depan sebagai tanda bahwa kami memasuki wilayah Kutisari Utara. Istri saya memperlambat kecepatan mobil kami sampai terasa tenang dia tancap gas lagi. Sampailah kami pada tikungan "S" dimana ada sekolah dasar disitu.
Seketika saya melihat ada mobil pick up bermuatan pasir sedang parkir disitu, memang agak memakan bahu jalan karena terkesan parkir seenaknya tetapi walaupun begitu masih menyisakan space lebar jalan yang mencukupi untuk 2 mobil bersimpangan. Saya kondisi masih tenang dalam hadirat TUHAN.
Sampai tiba2 ada suara benturan keras & agak panjang "braaaakkkk" !! Saya terkejut & segera mencari tau darimana asal suara tersebut. Saya lihat kekanan & kekiri seperti orang linglung sampai saya mendapati bahwa suara tersebut berasal dari benturan antara mobil kami dengan mobil pick up bermuatan pasir yang tadi saya lihat. Terkejut bercampur dengan hati yang jengkel saat itu membuat hadirat TUHAN seolah pergi meninggalkan saya. Saya segera turun untuk melihat apa yang menjadi kerusakan pada mobil kami disitulah saya bertambah gusar karena pintu hanya bisa dibuka separuh sehingga saya dengan tubuh gemuk harus melewati space lebar buka pintu yang menyempit. Bisa bayangkan betapa menderitanya saya saat itu ?? Memang kerusakan terjadi pada siku pintu yang mengganjal pintu apabila mau dibuka. Singkat cerita kami menuju ke wilayah Prapen karena disana banyak ada bengkel2 dodoc magic. Kamipun bergerak dalam nuansa saling diam antara saya dengan istri saya.
Kegusaran saya membuat saya tidak dapat menahan perkataan2 berupa pertanyaan yang sepertinya adalah bentuk kepedulian tetapi sebenarnya adalah luapan kejengkelan kenapa hal yang tidak penting ini harus terjadi. Saya mulai menyampaikan pertanyaan2 yang cenderung memojokan kepada istri saya :
"Koq bisa ya kamu nabrak mobil itu ?? Ga kelihatan atau parkirnya ngawur ?? Kamu lho lagi mikirin apa koq bisa sampai ga konsen nyetir ?? ..."
Istri saya pun menjawab dengan jawaban yang untuk saya se - olah2 istri saya selama ini bertahan dengan kelemahan2 yang membuat dia merasa nyaman : mudah ngantuk. Kamipun terdiam lagi sampai kami menemukan bengkelnya & kami menunggu. Istri saya bertahan ada dibengkel dengan alasan mengawasi perbaikannya sementara saya memilih ke warung kopi sebelah dengan harapan bisa meredakan kegusaran hati. Disinilah TUHAN kembali mengingatkan saya akan apa yang Sister Ira Paulina sampaikan melalui renungan singkatnya & suara yang tadi berbicara pada saya dimana saat ini saya yakini itu adalah suara TUHAN untuk saya ber - jaga2 & mengerti apa yang menjadi makna dari apa yang terjadi saat ini. Kelegaan kembali hadir dalam hati saya saat itu.
Hampir saya memaki atau mengolok istri saya karena saya anggap dia sudah menghancurkan kenyamanan saya dalam hadirat TUHAN. Tetapi sekarang saya sadar bahwa apabila saya sampai memaki atau mengolok istri saya sesuai dengan ukuran saya maka itulah yang akan terjadi karena itu saya bersyukur kalau TUHAN sudah menyampaikan pada saya sesaat sebelum ini terjadi.
Pelatihan untuk menguasai perkataan adalah penting karena perkataan yang saya remehkan atau anggap sederhana tetapi mengarah pada hal yang negatif maka terjadilah hal yang negatif tersebut sesuai dengan apa yang saya katakan sebab lidah & bibir kita sudah TUHAN urapi untuk memperkatakan kata2 profetik.
JBU FULL FOREVER !!
No comments:
Post a Comment